Blog
Ketika sedang merasa sendiri, permasalahan hidup lalu datang menemui, beragam kesulitan hidup tiba-tiba menghantui, ketika masalah datang dan menyesakkan hati, termasuk akan kegalauan akan siapa pendamping hidup ini, maka bisa dipastikan hati dan jiwa sedang tidak bisa dikompromi, ketika dalam keadaan seperti ini, bersegeralah memohon ampun kepada allah dan tinggalkanlah pikiran-pikiran yang tidak mengenakkan hati yang sebenarnya kita yang merancangnya sendiri.
Sebenarnya setiap orang senantiasa mempunyai kewajiban. Sadarlah jika ternyata kewajiban yang harus kita lakukan lebih banyak dari waktu yang kita miliki. Allah tidak menciptakan manusia dengan sia-sia. Begitu juga keadaan kita saat ini. Allah menjadikan kita sebagai umat islam bukanlah hal yang random. Allah sengaja memilih kita untuk menegakkan din-Nya. Tugas kita saat ini adalah mencari amalan yang terbaik untuk bersaing dengan orang-orang sholih yang lain, lalu menunjukkan amalan yang dimiliki di depan Allah pada yaumul hisab nanti. Amalan apapun yang kita merasa mampu, maka lakukanlah. Contoh kecil, menata sandal di masjid, menghafal, bersedekah, memanah, berkuda, itu semua akan menjadi amal terbaik apabila kita memiliki potensi yang baik pula. Khalid bin Walid amal terbaiknya dengan wasilah pedang. Abdurrahman bin Auf amal terbaiknya dengan uang. Belum tentu Khalid bin Walid jika diberi uang bisa melakukan amalan terbaik seperti yang dilakukan Abdurrahman bin Auf. Begitu juga Abdurrahman bin Auf jika diberi pedang belum tentu bisa melakukan amalan terbaik seperti halnya Khalid bin Walid.
Amalan diiringi niat ikhlas juga akan menjadi amalan terbaik. Seseorang yang berinfak seribu rupiah bisa mengalahkan orang yang berinfak sebesar ratusan juta rupiah. Mengapa? Pandangan Allah tentu berbeda dengan pandangan manusia. Allah memberikan orang yang berinfak dengan pahala yang besar karena orang tersebut telah menginfakkan seluruh harta yang dimiliki dijalan Allah. Sedangkan orang yang berinfak hingga ratusan juta rupiah hanya mengeluarkan sedikit dari harta yang dimilikinya. Ternyata uang yang sedikitpun tidak bisa menutup pintu kebaikan untuk bersedekah.
Bagaimanapun kita harus menjadikan kenikmatan yang diberikan Allah Ta’ala yakni waktu 24 jam hanya untuk beribadah kepada-Nya. Jangan sampai terlewat sedetik atau sehembusan nafaspun untuk tidak menyertakan niat atas apa yang kita lakukan. Ibadah yang dilakukan tanpa niat maka berubah menjadi dosa, kebiasaan (adat) yang dilakukan tanpa niat maka hasilnya 0 (tidak dosa dan tidak mendapat pahala), tetapi jika suatu kebiasaan sehari-hari ditambah niat saja maka akan bernilai ibadah disisi Allah Ta’ala. Misalnya, makan dengan diniatkan agar kuat menghafal alquran akan berbeda hasilnya dengan makan tanpa niat apapun.
Perlu diingat, bahwa kita adalah orang yang dipilih Allah subhanahu wa ta’ala (dan bukan random) sebagai orang mukmin dan diberikan kesempatan untuk memasuki surga-Nya. Jadi alangkah baiknya jika kita berusaha semaksimal mungkin untuk beramal tebaik agar mendapatkan surga terbaik pula. Demi meraih Jannah-Nya yang tertinggi, mari kita mencari amal lebih giat lagi.
Oleh: Aliya Nur Anisa/Semester 3