Blog
Dalam Genggaman-Nya
- 16/09/2021
- Posted by: Mazfaa
- Category: Artikel
Muslimah. Satu kata namun punya banyak pendapat. Bukan sesuatu yang harus dicari. Namun, akan terbayang akan keanggunannya jika kita mendengarnya. Itulah kita. Seorang perempuan tangguh lagi taat kepada Rabbnya, Agama, dan Bangsa.
Menutup aurat adalah ciri khasnya. Berwudhu adalah bedak yang selalu ia gunakan. Berdzikir adalah lipstick abadi yang ia pakai. Berjilbab adalah shampoo anti ketombe yang melindunginya dari fitnah kaum adam. Dan ukhuwah adalah gelang persahabatannya.
Begitulah cara muslimah berhias diri. Ia tak ingin sesuatu yang lain selain ridho dari Sang Khaliq. Ia juga pandai untuk memposisikan dirinya dalam bergaul. Tak semua lawan jenis bisa berkomunikasi dengannya. Mengapa demikian? Muslimah memberikan batasan terhadap kaum adam sesuai apa yang telah disyariatkan dalam islam. Karena sejatinya para muslimah tidak ingin diperebutkan secara cuma-cuma, namun ia ingin diperjuangkan untuk didapatkan.
Lantas bagaimana bisa dengan terbatasnya komunikasi, seseorang akan yakin untuk memperjuangkan muslimah tersebut? Bukan perkara yang sulit. Muslimah juga seorang manusia yang berhak merasakan apa yang dirasa oleh perempuan-perempuan lain. Muslimah adalah perempuan. Yang memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Ia ingin dicintai dan mencintai. Ia juga ingin mendapatkan kasih sayang dari orang-orang tersayang. Mereka akan mendapatkannya seperti perempuan lain. Namun, dengan cara yang berbeda.
Dalam islam, semua sudah diatur sedemikian rupa. Dari hal kecil sampai hal besar. Tak terkecuali dalam percintaan. Jika seorang muslimah sedang merasakan jatuh cinta, ia tak akan bersikap sebagaimana yang lain bersikap. Ia hanya perlu menengadahkan tangannya kepada Sang Khaliq untuk terus diberi ketenangan hati. Jika ia di khitbah, tak perlu ia berdua-duaan dengan calon dengan maksud untuk mengenal lebih dalam. Cukup dengan bertukar CV ta’aruf, bertanya dengan perantara dan berserah diri pada Rabbnya. Dan jika semua pihak sudah yakin, barulah menentukan tanggal untuk sebuah ikatan suci yang akan menghantarkannya menuju kehidupan setelahnya. Satu hal yang perlu dicatat, cintai sang pemilik hati dan Dia pun akan mendekatkannya pada diri kita.
-Muslimah dan Cinta-